Pendahuluan
Wudhu (الوضوء) secara bahasa berarti kebersihan dan keindahan. Secara istilah syar’i, wudhu adalah ibadah yang dilakukan dengan membasuh bagian-bagian tubuh tertentu dengan air, dengan niat untuk menghilangkan hadas kecil agar dapat melaksanakan ibadah seperti shalat, thawaf, dan menyentuh Al-Qur’an.
Wudhu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Ia bukan sekadar bersuci secara fisik, melainkan juga memiliki makna spiritual yang dalam, sebagai bentuk penyucian diri dari dosa dan maksiat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan diterima shalat seseorang tanpa bersuci.”
(HR. Muslim, no. 224)
Dengan demikian, memahami dan melaksanakan wudhu sesuai tuntunan Al-Qur’an dan sunnah adalah kewajiban bagi setiap muslim.
Dasar Hukum Wudhu dalam Al-Qur’an
Dalil utama tentang tata cara wudhu terdapat dalam Surah Al-Ma’idah ayat 6:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu, dan (basuhlah) kakimu sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu junub maka mandilah...”
(QS. Al-Ma’idah [5]: 6)
Ayat ini menjadi landasan syar’i utama dalam menetapkan urutan dan rukun wudhu. Para ulama sepakat bahwa ayat ini memuat empat rukun wajib wudhu:
-
Membasuh wajah,
-
Membasuh tangan sampai siku,
-
Mengusap kepala,
-
Membasuh kaki sampai mata kaki.
Selain empat hal tersebut, sunnah Rasulullah ﷺ menambahkan langkah-langkah pelengkap seperti niat, berkumur, dan istinsyaq (memasukkan air ke hidung).
Dalil Wudhu dari Hadits Nabi ﷺ
Banyak hadis sahih yang menjelaskan tata cara wudhu Rasulullah ﷺ. Di antaranya hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Utsman bin Affan r.a.:
Utsman bin Affan r.a. meminta air wudhu. Ia lalu membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur dan memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya, lalu membasuh wajahnya tiga kali, membasuh kedua tangannya sampai siku tiga kali, mengusap kepalanya, dan membasuh kedua kakinya sampai mata kaki tiga kali. Setelah itu ia berkata, “Aku melihat Rasulullah ﷺ berwudhu sebagaimana wudhuku ini.”
(HR. Bukhari no. 159 dan Muslim no. 226)
Hadis ini menggambarkan praktik nyata wudhu Nabi ﷺ yang menjadi teladan sempurna bagi umat Islam.
Langkah-langkah Wudhu yang Benar Menurut Sunnah
Berikut penjelasan langkah demi langkah wudhu berdasarkan Al-Qur’an dan hadis sahih:
1. Niat (النية)
Wudhu dimulai dengan niat di dalam hati, tidak perlu diucapkan dengan lisan. Niat berarti keinginan untuk melaksanakan ibadah wudhu demi mendekatkan diri kepada Allah.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah ﷺ:
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
📘 Contoh niat dalam hati:
“Aku berniat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah Ta’ala.”
2. Membaca Basmalah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak sah wudhu seseorang yang tidak menyebut nama Allah.”
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, dinilai hasan oleh sebagian ulama)
Karenanya, sebelum mulai membasuh, disunnahkan membaca:
“Bismillahirrahmanirrahim.”
3. Membasuh Kedua Telapak Tangan (3 Kali)
Rasulullah ﷺ memulai wudhu dengan membasuh kedua tangan hingga pergelangan sebanyak tiga kali, sebelum memasukkan tangan ke dalam bejana air.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Tujuannya untuk membersihkan tangan dari najis atau kotoran sebelum digunakan mengambil air wudhu.
4. Berkumur dan Membersihkan Hidung (Istinsyaq & Istintsar)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila salah seorang dari kalian berwudhu, maka hendaklah ia memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Caranya:
-
Ambil air dengan tangan kanan,
-
Masukkan ke mulut, berkumur, dan keluarkan,
-
Ambil air lagi, hirup perlahan ke hidung,
-
Keluarkan air dari hidung dengan tangan kiri.
Sunnahnya dilakukan tiga kali.
5. Membasuh Wajah (3 Kali)
Membasuh wajah adalah rukun pertama dalam ayat Al-Ma’idah: 6.
Batas wajah:
-
Dari batas rambut kepala hingga dagu,
-
Dari telinga kanan ke telinga kiri.
Rasulullah ﷺ membasuh wajahnya tiga kali dalam setiap wudhu (HR. Muslim).
Sunnahnya, sertakan juga menyela-nyela jenggot (bagi yang berjenggot tebal).
6. Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku (3 Kali)
Setelah wajah, Rasulullah ﷺ membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali, kemudian tangan kiri juga tiga kali.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ayat Al-Ma’idah: 6 menyebutkan “ila al-marafiq” (sampai siku), artinya siku termasuk bagian yang wajib dibasuh.
7. Mengusap Kepala Sekali
Ini adalah rukun ketiga wudhu. Rasulullah ﷺ mengusap seluruh kepala, dari depan ke belakang lalu kembali ke depan.
Hadis dari Abdullah bin Zaid r.a. menjelaskan:
“Rasulullah ﷺ mengusap kepalanya dengan kedua tangannya, dari depan ke belakang dan dari belakang ke depan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sunnah tambahan: mengusap kedua telinga bersama kepala, sebagaimana dilakukan Rasulullah ﷺ.
8. Membasuh Kedua Kaki Sampai Mata Kaki (3 Kali)
Langkah terakhir adalah membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Ini termasuk rukun keempat.
Rasulullah ﷺ memperingatkan:
“Celakalah tumit-tumit dari api neraka (bagi yang tidak membasuhnya dengan sempurna).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sunnahnya, dimulai dari kaki kanan, kemudian kiri, masing-masing tiga kali.
9. Urutan dan Kesinambungan (Tartib dan Muwalah)
Wudhu harus dilakukan berurutan sesuai dengan ayat Al-Ma’idah: 6, yaitu wajah → tangan → kepala → kaki.
Dan tidak boleh ada jeda panjang antar bagian tubuh yang membuat bagian sebelumnya kering (muwalah).
Rasulullah ﷺ selalu berwudhu secara berurutan dan tidak pernah memisahkan antar langkah dalam waktu lama.
Doa Setelah Wudhu
Setelah selesai, disunnahkan membaca doa yang diriwayatkan dalam hadis sahih:
“Asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh. Allahumma aj‘alni minat-tawwabina waj‘alni minal mutathahhirin.”
(HR. Muslim no. 234)
Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan termasuk orang-orang yang bersuci.”
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa berwudhu kemudian mengucapkan doa ini, maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dan ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.”
(HR. Muslim no. 234)
Rukun, Sunnah, dan Pembatal Wudhu
A. Rukun Wudhu (Wajib)
-
Niat dalam hati,
-
Membasuh wajah,
-
Membasuh tangan sampai siku,
-
Mengusap kepala,
-
Membasuh kaki sampai mata kaki,
-
Tertib (berurutan).
B. Sunnah Wudhu
-
Membaca basmalah,
-
Mencuci kedua tangan sebelum wudhu,
-
Berkumur dan istinsyaq,
-
Menyela-nyela jari tangan dan kaki,
-
Membasuh anggota tubuh tiga kali,
-
Mendahulukan kanan,
-
Membaca doa setelah wudhu.
C. Pembatal Wudhu
-
Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur (air kencing, tinja, angin),
-
Tidur nyenyak dalam posisi tidak duduk tegak,
-
Hilang akal karena mabuk atau pingsan,
-
Menyentuh kemaluan tanpa penghalang menurut sebagian ulama,
-
Makan daging unta (berdasarkan hadis sahih Muslim no. 360).
Makna Spiritual Wudhu
Selain aspek fisik, wudhu juga memiliki makna ruhani yang mendalam. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila seorang muslim berwudhu, maka dosa-dosanya keluar dari tubuhnya bersama air atau bersama tetesan terakhir air wudhu, hingga bersihlah ia dari dosa.”
(HR. Muslim no. 244)
Artinya, wudhu adalah proses penyucian lahir dan batin. Dengan wudhu, seorang mukmin bukan hanya membersihkan tubuh, tetapi juga mensucikan hati dari dosa-dosa kecil.
Kesimpulan
Wudhu adalah ibadah agung yang menjadi pintu menuju shalat dan tanda keimanan seorang muslim. Al-Qur’an dalam Surah Al-Ma’idah ayat 6 dan hadis-hadis sahih Rasulullah ﷺ telah memberikan pedoman yang jelas tentang cara berwudhu yang benar, yaitu:
-
Niat dalam hati,
-
Membaca basmalah,
-
Membasuh kedua tangan,
-
Berkumur dan membersihkan hidung,
-
Membasuh wajah,
-
Membasuh tangan sampai siku,
-
Mengusap kepala,
-
Membasuh kaki sampai mata kaki,
-
Berdoa setelah wudhu.
Dengan melaksanakan wudhu sesuai tuntunan Nabi ﷺ, seorang muslim mendapatkan kebersihan lahiriah, kedamaian batin, serta pahala besar dari Allah. Wudhu adalah simbol bahwa Islam mencintai kebersihan, keteraturan, dan kesucian hati.