TATA CARA SHOLAT JENAZAH DAN BACAANNYA

 

Pendahuluan

Sholat jenazah atau shalat mayit merupakan salah satu bentuk penghormatan terakhir seorang Muslim terhadap saudaranya yang telah meninggal dunia. Ia termasuk dalam fardhu kifayah, artinya apabila sebagian kaum Muslimin telah melakukannya, gugurlah kewajiban dari yang lain. Namun jika tidak ada seorang pun yang melaksanakannya, maka semua orang yang mengetahui kematian tersebut berdosa.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barangsiapa menshalati jenazah dan tidak mengiringinya (ke pemakaman), maka baginya satu qirath pahala. Dan barangsiapa menshalatinya lalu mengiringinya sampai dimakamkan, maka baginya dua qirath pahala."
(HR. Bukhari dan Muslim)


1. Hukum dan Keutamaannya

Hukum

Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah, sebagaimana telah disepakati oleh para ulama dari empat mazhab.

Keutamaan

  • Mendapatkan pahala besar sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

    “Barangsiapa menshalati jenazah, baginya satu qirath. Dan satu qirath itu seperti gunung Uhud.” (HR. Muslim)

  • Merupakan bentuk penghormatan terakhir bagi sesama Muslim.

  • Menjadi penghapus dosa bagi si mayit melalui doa orang-orang yang menshalatinya.


2. Syarat Sah Sholat Jenazah

Agar shalat jenazah sah, maka harus memenuhi syarat-syarat berikut:

  1. Jenazah telah dimandikan dan dikafani.

  2. Jenazah diletakkan di depan orang yang shalat.

  3. Jenazah beragama Islam.

  4. Menghadap kiblat.

  5. Dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah Ta’ala.

  6. Suci dari hadas kecil dan besar, serta tempat dan pakaian juga suci.


3. Rukun Sholat Jenazah

Sholat jenazah memiliki beberapa rukun utama, yang apabila ditinggalkan maka sholatnya tidak sah. Rukun tersebut adalah:

  1. Niat.

  2. Berdiri (bagi yang mampu).

  3. Empat kali takbir.

  4. Membaca Al-Fatihah setelah takbir pertama.

  5. Membaca shalawat atas Nabi ﷺ setelah takbir kedua.

  6. Berdoa untuk mayit setelah takbir ketiga.

  7. Salam setelah takbir keempat.


4. Tata Cara Sholat Jenazah

1️⃣ Niat

Shalat jenazah tidak memiliki ruku’ dan sujud. Dilaksanakan sambil berdiri, cukup dengan niat, empat kali takbir, dan doa.

Contoh niatnya:

➤ Untuk jenazah laki-laki:

أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ فَرْضًا كِفَايَةٍ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya:
“Aku niat shalat atas jenazah ini fardhu kifayah sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

➤ Untuk jenazah perempuan:

أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ فَرْضًا كِفَايَةٍ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya:
“Aku niat shalat atas jenazah perempuan ini fardhu kifayah sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”


2️⃣ Takbir Pertama

Setelah takbir pertama, membaca Surah Al-Fatihah tanpa doa iftitah.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِينَ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ، آمِين


3️⃣ Takbir Kedua

Setelah takbir kedua, membaca shalawat atas Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana shalawat dalam tahiyat akhir:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.


4️⃣ Takbir Ketiga

Setelah takbir ketiga, membaca doa khusus untuk jenazah. Bacaan ini bisa disesuaikan, namun berikut adalah doa yang paling umum dibaca:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ، وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ.

Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sejahterakanlah dia, maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, lapangkan kuburnya, cucilah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari dosa sebagaimana Engkau bersihkan pakaian putih dari kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan lindungilah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka.”

Untuk jenazah perempuan, kata ganti “lahu (dia laki-laki)” diganti menjadi “laha (dia perempuan)”.


5️⃣ Takbir Keempat

Setelah takbir keempat, membaca doa ringkas seperti:

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ.

Artinya:
“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan jangan Engkau timpakan fitnah kepada kami setelahnya, ampunilah kami dan dia.”


6️⃣ Salam

Setelah selesai, mengucapkan salam satu kali ke arah kanan:

السلام عليكم ورحمة الله


5. Posisi Imam dan Makmum

  • Jika jenazah laki-laki, imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah.

  • Jika jenazah perempuan, imam berdiri sejajar dengan tengah tubuhnya.

  • Jika lebih dari satu jenazah, mereka disusun berbaris, dan shalat dilakukan satu kali untuk semuanya.


6. Sholat Jenazah Ghaib

Apabila seseorang meninggal di tempat jauh dan belum dishalatkan, maka boleh dilakukan shalat ghaib (tanpa jenazah di hadapan).
Rasulullah ﷺ pernah melaksanakan shalat ghaib atas Raja Najasyi, sebagaimana hadis:

“Sesungguhnya Nabi ﷺ mengumumkan kematian Najasyi pada hari kematiannya, kemudian beliau keluar bersama sahabat ke tanah lapang, menyusun saf, dan menshalatinya empat takbir.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


7. Hikmah Shalat Jenazah

  1. Mengingatkan manusia akan kematian dan kehidupan akhirat.

  2. Melatih empati dan ukhuwah sesama Muslim.

  3. Doa bersama kaum mukminin menjadi sebab ampunan bagi si mayit.

  4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab sosial.


Penutup

Sholat jenazah bukan sekadar ritual perpisahan, melainkan bentuk kasih sayang dan doa terakhir dari umat Islam untuk saudaranya yang telah berpulang.
Dengan melaksanakan tata cara yang benar sebagaimana diajarkan Rasulullah ﷺ, semoga kita mendapat keberkahan, pahala, dan rahmat Allah Ta’ala.

“Setiap Muslim yang meninggal, lalu dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, maka Allah akan memberi syafaat kepada mereka untuknya.”
(HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Tabayyun dalam Sejarah: Meluruskan Tuduhan bahwa Kerajaan Saudi Arabia adalah Bentukan Zionis melalui Lawrence of Arabia dan Imam Muhammad ibn ʿAbd al-Wahhab

  Pendahuluan: Di Tengah Banjir Informasi, Di Mana Posisi Umat Islam? Dalam beberapa tahun terakhir, umat Islam di berbagai belahan dunia—t...