Pendahuluan: Tanda-Tanda yang Kian Nyata
Islam bukan hanya agama yang mengatur ibadah, tetapi juga cahaya pengetahuan tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Di antara keajaiban kenabian Nabi Muhammad ﷺ adalah nubuwwah (nubuat) yang beliau sampaikan lebih dari 1.400 tahun lalu — tentang keadaan dunia menjelang hari kiamat.
Banyak di antara nubuat itu kini bukan lagi sekadar isyarat ghaib, melainkan kenyataan yang terlihat jelas di hadapan mata kita.
Salah satu tempat yang paling banyak disebut dalam nubuat akhir zaman adalah Jazirah Arab, tanah kelahiran Islam, tanah wahyu, dan rumah Ka’bah yang mulia. Ironisnya, di tanah suci inilah kini tanda-tanda besar dan kecil akhir zaman mulai menampakkan dirinya — sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi ﷺ.
---
1. Bangsa Arab Berlomba-Lomba Membangun Gedung Tinggi
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits Jibril yang sangat terkenal, diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab ra.:
> “Engkau akan melihat orang-orang yang dahulu bertelanjang kaki, tidak beralas kaki, miskin penggembala kambing, kini berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan.”
(HR. Muslim, no. 8)
Hadits ini adalah nubuat paling menakjubkan yang kini menjadi kenyataan nyata.
Siapa yang dahulu menyangka bahwa bangsa Arab — yang hidup sederhana di padang pasir — akan menjadi pusat arsitektur termodern di dunia?
Lihatlah kota Dubai, Riyadh, dan Jeddah hari ini.
Menara Burj Khalifa, Jeddah Tower, Kingdom Tower, dan sederet gedung pencakar langit lainnya berdiri megah, menembus awan, seolah menantang ketinggian langit.
Bangsa Arab yang dahulu dikenal dengan kesederhanaan kini berlomba-lomba dalam kemegahan dunia. Dalam proyek NEOM dan The Line di Arab Saudi, ratusan miliar dolar dihabiskan untuk membangun kota futuristik di tengah padang pasir.
Namun, Nabi ﷺ telah mengingatkan, bahwa tanda ini bukan sekadar kemajuan teknologi, tetapi isyarat terbaliknya tatanan dunia, saat orang-orang kecil menguasai perkara besar, dan materi menjadi ukuran kemuliaan.
Hadits ini bukanlah sekadar ramalan — ia adalah peringatan.
Bahwa ketika manusia mulai menjadikan dunia sebagai tujuan, maka tanda-tanda kiamat telah dekat.
---
2. Hadits Tentang Penaklukan Jazirah Arab di Akhir Zaman
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Kamu akan memerangi Jazirah Arab, lalu Allah menaklukkannya untukmu; kemudian Persia, lalu Allah menaklukkannya; kemudian Romawi, lalu Allah menaklukkannya; kemudian kamu akan memerangi Dajjal.”
(HR. Muslim, no. 2900)
Hadits ini dahulu dipahami sebagai urutan penaklukan di masa sahabat. Namun sebagian ulama menafsirkan bahwa di akhir zaman, penaklukan terhadap Jazirah Arab bisa berarti kembalinya kendali kekuasaan kepada pihak yang bukan berada di jalan Islam — atau fitnah besar yang mengguncang kesatuan umat Islam di wilayah Arab.
Kini, kita menyaksikan banyak negara Arab yang kehilangan kedaulatan hakikinya.
Sebagian tunduk pada kekuatan asing, sebagian lainnya diombang-ambing oleh kepentingan politik dan ekonomi dunia.
Kekayaan minyak yang dahulu menjadi berkah kini menjadi alat tekanan dan perebutan kekuasaan.
Dan di tengah semua itu, suara ulama yang menyeru kepada tauhid dan kesederhanaan mulai dibungkam.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
> “Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipuan, di mana pendusta dipercaya, orang jujur didustakan, pengkhianat dipercaya, dan amanat disia-siakan.”
(HR. Ahmad, no. 23167)
---
3. Pemimpin-Pemimpin Arab yang Tidak Tunduk kepada Ulama
Dulu, ulama dihormati dan dijadikan rujukan oleh para pemimpin.
Namun kini, di banyak negeri Arab, hubungan antara ulama dan penguasa menjadi retak.
Sebagian penguasa lebih mendengarkan penasihat ekonomi dan politik Barat, daripada nasihat para ulama yang menyeru kepada syariat dan kehati-hatian.
Bahkan tidak sedikit ulama yang dipenjara, dibungkam, atau diasingkan hanya karena berkata benar di hadapan penguasa.
Padahal Rasulullah ﷺ telah bersabda:
> “Sebaik-baik jihad adalah menyampaikan kalimat yang benar di hadapan penguasa yang zalim.”
(HR. Abu Dawud, no. 4344)
Dan beliau ﷺ juga mengingatkan:
> “Akan datang kepada manusia suatu masa, di mana pemimpin-pemimpin mereka adalah orang-orang yang jahat, dan orang-orang yang kaya adalah orang-orang yang zalim, dan ulama-ulama mereka adalah yang paling buruk di bawah langit.”
(HR. Thabrani)
Kini kita melihat agama sering hanya dijadikan simbol politik, bukan lagi landasan kehidupan.
Masjid diperindah, tetapi hukum Allah tidak dijalankan.
Azan berkumandang, tetapi riba, zina, dan pesta maksiat dibiarkan.
---
4. Hadits Tentang Jam yang Lebih Tinggi dari Ka’bah
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Akan datang suatu masa di mana jam (penunjuk waktu) akan lebih tinggi dari Ka’bah.”
Sebagian ulama modern menafsirkan bahwa ini mungkin isyarat tentang munculnya bangunan tinggi di sekitar Masjidil Haram, termasuk Menara Abraj Al-Bait, yang kini menjulang tinggi tepat di atas Ka’bah dengan jam raksasa yang menyinari seluruh Makkah.
Menara jam itu kini menjadi ikon Makkah modern. Namun bagi sebagian orang beriman, pemandangan itu menimbulkan perasaan ganjil dan getir — sebab rumah Allah yang menjadi pusat tawaf manusia justru tertutupi oleh simbol kemegahan dunia.
Apakah ini bukan tanda bahwa dunia telah berbalik arah?
Ketika tempat ibadah menjadi dikelilingi hotel mewah, mal, dan restoran cepat saji, maka kita patut merenung:
Apakah hati manusia masih menghadap ke Ka’bah, atau justru ke dunia yang melingkupinya?
---
5. Hadits Tentang Bukit Berlubang di Makkah
Dalam riwayat disebutkan:
> “Apabila engkau melihat gunung-gunung di Makkah berlubang seperti yang dilubangi (menjadi terowongan), maka ketahuilah bahwa urusan (kiamat) telah mendekat.”
Kini, siapa pun yang menunaikan umrah atau haji dapat melihat gunung-gunung di sekitar Makkah telah dilubangi menjadi terowongan besar.
Terowongan itu menembus bukit, menghubungkan berbagai wilayah, dan menjadi jalur utama transportasi.
Dari segi teknologi, ini adalah kemajuan luar biasa. Namun, dari sisi nubuwwah, ia adalah tanda kecil kiamat yang nyata.
Karena Nabi ﷺ telah memberitahukan hal ini jauh sebelum manusia mengenal teknik pengeboran dan rekayasa terowongan.
Maka, setiap kali seseorang melewati terowongan di Makkah, hendaknya ia mengingat bahwa tanda-tanda akhir zaman telah benar-benar terjadi di depan mata.
---
6. Arab Modern dan Fenomena Kehidupan yang Menyerupai Kaum Lain
Salah satu peringatan besar Rasulullah ﷺ adalah ketika beliau bersabda:
> “Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, hasta demi hasta, hingga jika mereka masuk ke lubang biawak pun kalian akan mengikutinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?”
Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?”
Kini, sabda ini menjadi kenyataan di negeri-negeri Arab.
Perlahan-lahan, pola hidup barat dan hedonistik merasuki kehidupan masyarakat yang dahulu dikenal sederhana.
Di kota-kota seperti Riyadh, Jeddah, Dubai, dan Doha, festival musik, konser DJ, pesta Halloween, dan perayaan tahun baru menjadi hal yang biasa.
Simbol-simbol agama lain diadopsi dengan alasan “modernisasi” dan “toleransi budaya”.
Padahal Allah ﷻ berfirman:
> “Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulu, yang telah menyesatkan banyak (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”
(QS. Al-Ma’idah [5]: 77)
Apa yang terjadi di Jazirah Arab kini menunjukkan pergeseran nilai besar: dari spiritual menuju material, dari ketaatan menuju hiburan, dari ibadah menuju pesta.
Dan yang paling menyedihkan, semua itu dilakukan atas nama kemajuan.
---
7. Penutup: Tafakkur dan Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah
Semua peristiwa ini bukanlah kebetulan.
Ia adalah realitas dari nubuwwah yang telah diberitakan oleh Nabi Muhammad ﷺ lebih dari empat belas abad lalu.
Kita hidup di zaman ketika tanda-tanda akhir semakin tampak jelas:
Bangsa Arab berlomba membangun gedung tinggi.
Pemimpin-pemimpin mulai abai terhadap ulama.
Ka’bah kini dinaungi jam raksasa dan dikelilingi hotel mewah.
Bukit-bukit Makkah telah berlubang menjadi terowongan.
Tradisi asing dan pesta maksiat mulai dianggap normal di tanah wahyu.
Semua ini hendaknya menggugah hati setiap mukmin untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah.
Karena hanya dengan dua pegangan itu manusia akan selamat dari fitnah zaman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara; kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Malik, no. 1594)
Dan Allah ﷻ berfirman:
> “Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami mendatangkan bencana kepada negeri itu dari segala penjuru, sedangkan mereka berada dalam keamanan? Maka apakah mereka tidak memikirkan?”
(QS. Al-Ankabut [29]: 67-68)
Wahai kaum Muslimin,
Sesungguhnya kemajuan dunia tanpa iman adalah kehancuran yang ditunda.
Dan tanda-tanda kiamat bukanlah untuk ditakuti, melainkan untuk menyadarkan hati agar kembali kepada Allah ﷻ.
Kini, ketika dunia Arab — tanah para nabi dan rasul — mulai meniru bangsa-bangsa yang dahulu dihancurkan karena kesombongan, maka sudah seharusnya kita merenung dalam-dalam:
Apakah kita termasuk golongan yang sadar, atau justru yang lalai?
Karena Rasulullah ﷺ telah bersabda:
> “Kiamat tidak akan terjadi hingga harta melimpah, fitnah merajalela, ilmu diangkat, dan manusia berbangga-bangga dengan bangunannya.”
(HR. Bukhari, no. 80)
Maka renungkanlah, wahai saudaraku seiman:
Bangunan-bangunan menjulang di langit Arab bukan tanda kejayaan, melainkan isyarat bahwa waktu semakin singkat.
Dan satu-satunya tempat aman bukan di kota futuristik, tetapi dalam keteguhan iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
---
Penutup Akhir
Zaman kini bukanlah masa untuk berbangga dengan dunia, tetapi masa untuk berlomba dalam amal sebelum fitnah yang lebih besar datang.
Ketika tanda-tanda nubuwwah telah menjadi berita nyata, maka setiap detak waktu adalah peringatan.
Mari kita berpegang teguh kepada firman Allah ﷻ:
> “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
(QS. Al-Hasyr [59]: 18)
Semoga Allah meneguhkan hati kita dalam iman, menjauhkan kita dari fitnah zaman, dan menghidupkan kita dalam keadaan mencintai sunnah Nabi ﷺ hingga akhir hayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar