Ada seorang pria di
masa Nabi Muhammad SAW, namanya adalah Safi Ibn Sayyad. Namanya Safi, putra
dari Sayyad. Dia hidup di masa Nabi Muhammad SAW dan dia seorang anak laki-laki
yang dibesarkan pada asalnya dari keluarga Yahudi. Dia sangat membenci Rasulullah
SAW. Dan mereka berkata bahwa anak laki-laki ini, Safi ibnu Sayyad, dia dapat
memberitahumu apa yang kau pikirkan. Dia punya kemampuan tertentu. Ini kisah
nyata. Ini dalam shahih. Ini bukan sesuatu yang dibuat-buat.
Rasulullah SAW
mendengar tentangnya. Suatu hari beliau pergi untuk mencari tahu apakah dia
benar Dajjal atau bukan. Beliau pergi bersama Umar bin Khattab r.a dan mereka
menuju sebuah desa dimana Safi ibn Sayyad berada. Dan anak itu sedang duduk,
bermain-main dengan sesuatu. Ketika Rasulullah SAW mencoba mendekat, Umar bin
Khattab bercerita, beliau pindah dari pohon ke pohon. Rasulullah bersembunyi
dibalik pepohonan. Beliau mencoba mendekati anak ini dan mencoba mendengar apa
yang dikatakannya.
Anak itu mengucapkan
sesuatu, beliau ingin mendengar apa yang dikatakannya. Seiring Rasulullah SAW
mendekati Safi dengan sangat dekat sampai mendengar perkataannya, tiba-tiba ibu
dari anak itu melihat Rasulullah SAW dan ibunya berkata, “Wahai Safi, di sana
ada Muhammad.” Dan Safi menengadah dan berhenti berbicara. Safi menjadi sangat
marah! Dia sangat membenci beliau SAW. Entah mengapa.
Rasulullah SAW
bersabda, “Andai saja ibunya tidak melihatku, aku bisa mendengar sedikit lagi,
dan aku akan tahu dia Dajjal atau bukan.” Karena orang-orang berkata bahwa anak
itu adalah Dajjal bahwa dia akan muncul dari sana dan dia akan menjadi Dajjal.
Rasulullah SAW berkata
pada anak itu, “Aku menyembunyikan sesuatu dalam pikiranku, di dalam dadaku
dimana aku ingin agar kau mencoba menebak apakah itu.” Dan anak itu melihat,
sedikit mengernyitkan dahi dan berkata, “Ad-Dukh.. Ad-Dukh. Aku hanya bisa
mendapatkan Ad-Dukh, Ad-Dukh.” Rasulullah SAW bersabda, “Semoga kekuatanmu
tidak bisa melebihi itu!”
Rasulullah SAW berkata
padanya, “Apakah kau percaya bahwa aku ini utusan Tuhan?” Dia berkata, “Hanya
jika kau percaya bahwa akulah utusan Tuhan.” Dia berlaku agak sombong dengan
berkata, “Akulah yang utusan Tuhan.” Rasulullah SAW berdiri dan pergi.
Umar bin Khattab
bertanya, “Apa artinya Ad-Dukh? Kata apakah yang kau sembunyikan dalam dirimu?
”
Beliau bersabda, “Aku
menyembunyikan kata Ad-Dukhan.”
Ad-Dukhan artinya,
“asap atau kabut” dan anak itu menebak separuh darinya.
Anak laki-laki ini,
Safi ibn Sayyad tumbuh besar, dan dia tinggal di Madinah. Dia pada akhirnya
masuk Islam dan dia menikah. Dan mereka berkata bahwa dia punya sekitar 10
anak. Dan para Sahabat selalu menghindarinya, karena mereka tidak merasa nyaman
berada di dekatnya.
Suatu hari… mereka
melakukan perjalanan haji. Lalu ketika mereka pulang dari berhaji, pada
perjalanan pulang, seorang Sahabat dari Rasulullah SAW (Abu Sa’id Al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu), duduk di bawah sebuah bayangan dari sebuah pohon dan
kemudian Safi ibn Sayyad dengan membawa barangnya duduk di samping Sahabat
tersebut. Sahabat tersebut merasa tidak nyaman di dekatnya, dan berkata, “Ada
banyak tempat berteduh di sini, kau bisa duduk di tempat lain.” Jadi Safi mulai
menangis. Safi ibn Sayyad menangis. Dia bertanya, “Kenapa kau menangis?” Safi
berkata, “Ini karena orang-orang berkata bahwa aku adalah Dajjal dan
lain-lain.” Safi menatap Sahabat dari kaum Anshar ini, dan berkata, “Kau harus
tahu bahwa sesungguhnya kau sangat berpengetahuan luas. Kau harus tahu bahwa
ad-Dajjal bukanlah Muslim sementara aku seorang Muslim. Dia tidak menikah tapi
aku menikah. Dia tidak dapat punya anak, tapi aku punya anak. Dan dia tidak
bisa memasuki Mekkah atau Madinah, tapi aku di sini.”
Sahabat itu berkata,
“Demi Allah, kau benar. Argumenmu benar juga.”
Kemudian Safi ibn Sayyad
berkata padanya, “Tapi kau tahu, nama itu (Dajjal) cukup bagus. Dajjal nama
yang keren karena dia punya kekuatan. Aku tidak keberatan jika aku benar-benar
Dajjal.”
Lalu sahabat itu
berdiri dan berkata, “Tolong menjauhlah dariku.” Kemudian dia menjauhi Safi. Di
belakangnya, Safi ibn Sayyad tertawa-tawa. Jadi Safi adalah orang yang sangat
aneh.
Setelah wafatnya
Rasulullah SAW, ada sebuah peperangan besar yang terjadi dengan Musailamah
al-Kazzab, dimana ratusan penghafal Al Quran terbunuh. Dan mereka melihat Safi
ibn Sayyad berperang bersama mereka dan mereka mencari jasadnya, dan mereka
berkata, “Kami tidak bisa menemukannya, baik di antara yang sudah mati atau
yang masih hidup.” Semua anak-anaknya meninggal, istrinya juga meninggal. Dan
setelah perang itu, mereka tidak bisa menemukannya sama sekali, dia menghilang.
Inilah kisah Safi ibn Sayyad.
Jadi Wallahu’alam,
apakah dia Dajjal atau tidak. Umar ibn al-Khattab r.a berkata, “Aku sering
berkata di hadapan Rasulullah SAW, ‘Demi Allah dia adalah Dajjal.’ Dan beliau
tidak menyangkal perkataanku dan tidak membenarkannya. Beliau diam saja.”
Jadi perkara Dajjal
sangat aneh dan misterius sampai dia sungguh muncul.
Sumber: Syeikh Bilal
Assad
Kisah di atas, Safi Ibn
Sayyad. ada dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad rahimahullahu no.
hadits 6075 dan 6076. Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam Kitabul Jana`iz
no. hadits 1354, Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Kitabul Fitan wa Asyrathus
Sa’ah no. hadits 2930, Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu, dalam Kitabul Malahim
bab Fi Khabari Ibnu Sha’id no. hadits 4329, Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu
dalam Kitabul Fitan ‘an Rasulillah no. hadits 2175. Hadits di atas secara
lengkap diriwayatkan dari jalan Az-Zuhri dari Salim bin Abdillah.
Sumber: https://www.syahida.com/2016/06/12/5003/kisah-anak-misterius-zaman-rasulullah-saw-diduga-dajjal/#axzz5SBm766PK
Sumber: https://www.syahida.com/2016/06/12/5003/kisah-anak-misterius-zaman-rasulullah-saw-diduga-dajjal/#axzz5SBm766PK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar