Masih ingat pelajaran sejarah? tahun 1945
adalah akhir dari perang dunia ke-2 dan berakhirnya pendudukan jepang
di indonesia yang sekaligus negara kita memproklamirkan kemerdekaanya,
apakah indonesia benar-benar merdeka?
Pasca kemerdekaan perekonomian indonesia bukannya membaik, malah terpuruk karena sistem keuangan yang tidak terkontrol
Perlu sobat ketahui sebelum kemerdekaan mata uang yang digunakan yaitu
"Gulden", mata uang warisan Belanda, hingga 3 tahun terakhir pendudukan
Dai Nippon, digunakanlah Gulden versi Dai Nippon yang disebut "Roepiah",
Tetapi tidak bisa secepat itu menarik peredaran Gulden Hindia Belanda
digantikan Roepiah Jepang, sampai akhirnya jepang menyerah kepada sekutu
tahun 1945
Masa revolusi kemerdekaan inilah sistem keuangan tidak terkontrol,
karena masa transisi antara pemerintah RI, Jepang dan Sekutu-NICA mata
uang Gulden dan Roepiah Jepang membuat inflasi terhadap harga
barang-barang di tengah masyarakat
Hingga akhirnya pada tahun 1946 Republik Indonesia mulai mencetak uang
sendiri dengan nama ORI (Oeang Republik Indonesia) yang bertuliskan
Republik Indonesia dan ditandatangani oleh menteri keuangan
ORI ini diberikan gratis kepada negara bukan pinjaman bukan hutang dan
rakyat indonesia tidak perlu dibebani oleh pajak untuk membayar hutang
(UU pasal 18 11/1953 tentang penetapan undang-undang pokok bank
indonesia)
Saat itu ditetapkan pemerintah setiap 10 rupiah ORI nilainya sama dengan
5 Gram Emas, dan secara bertahap peredaran Gulden dan Roepiah Jepang
ditarik, ditukar dengan mata uang ORI
Tetapi distribusi uang ORI juga mengalami banyak kendala, selain waktu
itu masih daerah kekuasaan sekutu juga terkait Agresi militer Belanda,
sehingga masa itu banyak sekali versi mata uang yang dikeluarkan, bahkan
pemerintah daerah pun mencetak mata uang sendiri dan akhirnya ORI pun
tidak bisa menjadi mata uang negara
Kisruh sistem keuangan ini menyebabkan krisis perekonomian sepanjang
dekade 50an, hingga pada awal tahun 60an pemerintah AS dan World Bank
yang digagas pada konfrensi Bretton Wood, menawarkan pinjaman dengan
berbagai persyaratan, tetapi ditolak oleh Presiden Soekarno
Sobat mungkin masih ingat Program Bretton Wood Sytem ditujukan untuk
mengontrol sistem keuangan negara lain dengan mata uang Dollar,
targetnya negara-negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi karena
sistem keuangan di negara tersebut runtuh
Pasca penolakan penawaran tersebut terjadi kekacauan, tragedi huru hara
dan tragedi pembantaian tahun 1965 - 1966. Sangat panjang sekali jika
dijelaskan latar belakang kekacauan ini, hingga akhirnya kedudukan
Soekarno diganti oleh Soeharto
Presiden Soeharto dengan membawa program stabilitas yang dirumuskan
bersama IMF, yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi para investor
asing sampai dengan pendirian Bank Sentral (UU 13/1968 tentang pendirian
Bank Sentral)
Pokok dari UU tersebut yaitu mencabut UU sebelumnya dan merubah sistem
keuangan negara menjadi keuangan yang dihutangkan kepada negara, BI
diberikan wewenang sebagai bank sentral untuk mencetak uang dan mengatur
sistem moneter di negara kita
Sobat pasti ingat dengan sistem keuangan FED yang diterapkan di Amerika, Uang adalah Hutang
Sejak saat itu, sistem keuangan negara kita menggunakan sistem keuangan hutang,
Ketika pemerintah membutuhkan rupiah maka Pemerintah harus mengeluarkan
Surat Utang Negara (SUN), yang nantinya akan ditanggung oleh rakyat
melalui pajak
Seperti yang sudah saya share di Sejarah Uang, pemegang kekuasaan saat
ini di suatu negara, selain pemerintah juga Perbankan atau pelaku sistem
keuangan
Termasuk indonesia, Perbankan adalah salahsatu penguasa di tanah air kita.. mau bukti?
Jika sobat mengenal istilah Surat Hutang Negara? atau lebih dikenal dengan Obligasi
Obligasi di indonesia dibagi dua jenis sesuai dengan jangka waktunya,
Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Ya... What ever its name, pokoknya itu hutang yang harus ditanggung
negara dan dibebankan kepada masyrarakat melalui kewajiban pajak....
Ngeri kali khan sob?
Ok mari kita amati prosedur perputaran sistem keuangan negara kita,
Kita buat simple bayangkan ketika di indonesia ini Rupiah BI belum
beredar sama sekali dan kita jelaskan satu siklus peredaran mata uang
Rupiah dari BI
Pertama, Pemerintah akan menerbitkan SUN dan memberikan kepada BI,
Katakanlah nominal yang akan dipinjam 120juta rupiah dengan jangka waktu
12 bulan dikenakan bunga 10% pertahun, dalam 1 tahun pemerintah harus
mengembalikan pinjaman 120 juta rupiah + 12 juta rupiah
Kedua, Setelah BI menerima SUN, maka BI mulai mencetak uang
kertas Rupiah sesuai nominal yang diterbitkan oleh SUN dan 100juta
rupiah dicetak BI dengan berbagai pecahan
Ketiga, Rupiah diterima pemerintah dan dibelanjakan ke peredaran,
sesuai Anggaran Belanja Negara, katakanlah uang 120 juta rupiah itu
digunakan untuk gaji pegawai, proyek pembangunan, subsidi kesehatan,
pendidikan, santunan kemiskinan dll
Keempat, Rakyat menerima Rupiah hasil bekerja dengan segala profesinya atau menjual barang yang dimiliki
120juta rupiah atau mungkin kurang dari itu sudah beredar di masyarakat
Kelima, Rakyat harus membayar pajak, mulai dari gaji yang diterima, kekayaan yang dimiliki sampai pajak jual beli barang,
Apakah dengan pungutan pajak tersebut uang 120juta rupiah yang sudah tersebar apakah bertambah?
Tidak sobat karena dari awal BI hanya mencetak 120juta Rupiah saja
Keenam, Pajak yang sudah terkumpul dari rakyat dibelanjakan lagi oleh pemerintah, dan untuk membayar cicilan pinjaman pada BI + Bunga,
Apakah uang 120juta tetap beredar di masyarakat? tidak sobat karena
sebagian sudah masuk lagi ke BI dalam bentuk pengembalian pinjaman
melalaui cicilan bulanan
Nah loh, koq jadi berkurang? inilah kekuatan Fiat Money, yang menguntungkan para bankir
Nah setelah 1 tahun rupiah pasti habis, malah masih menyisakan hutang
10% dari 120 juta yang beredar tahun lalu, bagaiman selanjutnya? karena
jika tidak ada mata uang yang beredar akan terjadi bencana perekonomian
di negara,
Maka pemerintah akan menerbitkan surat hutang kembali supaya BI bisa mencetak Rupiah dan perekonomian tetap stabil,
Tidak perlu menunggu 1 tahun pemerintah megeluarkan SUN lagi, mungkin
bulan pertama cicilan pemerintah akan menambah surat hutang nya, karena
peredaran mata uang harus selalu terjaga, dengan nominal yang
disesuaikan dengan tingkat laju perekonomian di masyarakat, pertumbuhan
sektor ril, populasi penduduk dll
Begitu seterus-nya siklus pencetakan rupiah dalam sistem keuangan negara kita
So... jangan heran ketika sobat mendengar Hutang Abadi,
Dengan sistem keuangan, uang adalah hutang, ga pernah bisa menutupi hutang sampai kapanpun, masih ga percaya?
Lihat saja tren kenaikan Surat Utang Negara di site DJBU (Direktorat Jendral Pengelolaan Utang), tiap tahun kenaikan SUN sampai dengan ratusan triliun,
woow amazing.... gimana ya bentuk duit ratusan triliun??? :)
Saat ini uang-uang Rupiah tersebut tidak semua dalam bentuk cash, Ada 2 jenis Rupiah,
Pertama, disebut Currency Money yaitu Rupiah dalam bentuk kertas yang ada dalam peredaran atau disebut juga Base Money
Kedua, disebut Demand Money yaitu Rupiah dalam bentuk digital yang dideposit dalam server-server bank
Masih ingat rumusan Fractional Reserve? ya, rasio 10:90...
bank cukup menyediakan 10% uang kertas cash yang ada di ATM-ATM atau brankas Bank, sedangkan 90% uang bebas dalam bentuk Digital
So, bagaimana jika masyarakat/nasabah menarik uang kertas secara
bersamaan karena tidak percaya terhadap bank, katakanlah kondisi politik
atau keamanan saat itu tidak stabil? inilah yang disebut Liquidasi,
Rush atau Kekurangan uang kertas, sehingga bank tersebut terkena
liquidasi atau bankrut,
Siapa yang akan menjamin uang nasabah dan menyelamatkan sistem keuangan??? Pemerintah pastinya...
Darimana Pemerintah dapat uang??? Dari Bank Indonesia pastinya...
Darimana BI bisa mencetak uang?? balik lagi BI mencetak uang berdasarkan Surat Utang Negara
Siapa yang akan menanggung SUN??? Rakyat tentunya, ckckckck
Masih ingat krisis moneter tahun 1998? banyak sekali bank yang mengalami
liquidasi, masyarakat panik menarik deposit nya di bank secara
bersamaan karena kondisi politik yang sedang tidak stabil dan pemerintah
harus mengeluarkan SUN yang pembayarannya akan ditanggung oleh rakyat
"Sistem perbankan modern memproduksi uang dari ketiadaan.
Prosesnya mungkin merupakan teknik sulap yang sangat mengherankan yang
pernah ditemukan. Perbankan dikandung dalam ketidakadilan dan terlahir
dalam dosa.
Para bankirlah yang menguasai dunia ini, meskipun kau ambil
dunia ini darinya, tetapi kalau kau tetap tinggalkan kekuasaan untuk
menciptakan uang dan mengendalikan kredit, maka hanya dengan kibasan
pena, mereka akan menciptakan uang untuk membelinya kembali.
Namun jika kau ingin tetap menjadi budak para bankir dan
membayar biaya perbudakanmu, biarkanlah mereka menciptakan uang dan
mengendalikan kredit"
(Sir Josiah Stamp, Director of England Bank)
Rasulullah saw mengatakan bahwa, “Sungguh akan datang pada manusia
suatu masa (ketika) tiada seorangpun di antara mereka yang tidak akan
memakan (harta) riba. Siapa saja yang (berusaha) tidak memakannya, maka
ia tetap akan terkena debu (riba)nya,” (HR Ibnu Majah, hadits No.2278
dan Sunan Abu Dawud, hadits No.3331; dari Abu Hurairah).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Larangan Duduk Memeluk Lutut Saat Khutbah Jumat
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Tidak sedikit jamaah shalat Jumat yang duduknya dalam keadaan memeluk lutut. Bahkan saking enaknya duduk ...

-
Pembahasan Hadits Tentang Kafaah Dalam kitab Makarim al-Akhlaq, karya Radhiyuddin Abi an-Nashr al-Hasan bin al-Fadhal at-Thabras...
-
do'a setelah sholat fardhu Doa setelah shalat dengan detail sebagai berikut: BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM ALHAMDU LILLAAHI ...
-
Muse are an English alternative rock band from Teignmouth, Devon. Since their inception in 1994, the band has comprised Matthew Bellamy (...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar